Sabtu, 20 Juli 2013

SAP dan Leaflet HNP ( Hernia Nukleus Pulposus )



SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG
HERNIA NUKLEUS PULPOSUS (HNP)
DI RUANG TERATAI
RS. AMELIA



Oleh :

HASLIN
2011.03.028




STIKES KARYA HUSADA  KEDIRI
PRODI DIII KEPERAWATAN
2011 / 2012

 
LEMBAR PENGESAHAN
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
PENYULUHAN KESEHATAN  TENTANG
HERNIA NUKLEUS PULPOSUS (HNP)
DI RUANG TERATAI
RS. AMELIA






MENGETAHUI
MAHASISWA


(                            )


CLINICAL INSTRUKTUR                                                                       DOSEN PEMBIMBING


(                                               )                                     
                      (                                          )







BAB I
PENDAHULUAN
1.1        Latar Belakang
Hernia Nukleus Pulposus merupakan salah satu dari sekian banyak “Low Back Pain” akibat proses degeneratif. Penyakit ini banyak ditemukan di masyarakat, dan biasanya dikenal sebagai ‘loro boyok’. Biasanya mereka mengobatinya dengan pijat urat dan obat-obatan gosok, karena anggapan yang salah bahwa penyakit ini hanya
sakit otot biasa atau karena capek bekerja. Penderita penyakit ini sering mengeluh sakit pinggang yang menjalar ke tungkai bawah terutama pada saat aktivitas membungkuk(sholat,mencangkul).
Penderita mayoritas melakukan suatu aktivitas mengangkat beban yang berat dan sering membungkuk.Aktivita ini banyak dilakukan oleh para pekerja bangunan, pembantu rumah tangga, olahragawan angkat besi, kuli pelabuhan, dll.

1.2     Diagnosa Keperawatan
a.             kurang pengetahuan tentang hernia nukleus pulposus b/d kurangnya informasi
b.            nyeri berhubungan dengan penjepitan syaraf pada diskus intervertebralis
c.             intoleransi aktivitas berhubungan dengan tirah baring/mobilisasi
d.            mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri
1.3    Tujuan
1.      Tujuan Instruksional Umum (TIU)
         Setelah mengikuti penyuluhan 1x pertemuan selama 20 menit, di harapkan Bapak Kasiman beserta keluarganya  dapat memahami tentang hernia nukleus pulposus dan penangananya.
2.      Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
         Setelah mengikuti kegiatan penyulihan 1x pertemuan selama 20 menit, di harapkan pasien dan keluarganya dapat menjelaskan tentang:
a.          Mengetahui pengetian hernia nukleus pulposus
b.         Mengetahui penyebab hernia nukleus pulposus
c.          Mengetahui tanda dan gejala hernia nukleus pulposus
d.         Mengatahui penatalaksanaan hernia nukleus pulposus
1.4    Materi
a.             Pengertian hernia nukleus pulposus
b.            Penyebab hernia nukleus pulposus
c.             tanda dan gejala hernia nukleus pulposus
d.            penatalaksanaan hernia nukleus pulposus
1.5    Strategi Belajar
a.             Bidang Studi         : ilmu penyakit dalam
b.            Topik                     : Hernia Nukleus Pulposus
c.             Sub topik               :
·            Pengertian hernia nukleus pulposus
·            Penyebab hernia nukleus pulposus
·            tanda dan gejala hernia nukleus pulposus
·            penatalaksanaan hernia nukleus pulposus
d.            Sasaran                  : Pasien bapak Kasiman beserta keluarga
e.             Hari                       : Jumat
f.             Tanggal                 : 19 Desember 2012
g.            Jam                        : 09.00 - 09.20 WIB
h.            Tempat                  : Teratai 3

No
Kegiatan / jam
Kegiatan fasiltas / Narasumber
Kegiatan Audience
1




2























3




Pembukaan (5 menit)
1. salam
2. perkenalan
3. menentukan

Isi/materi (1x10 menit)
1. pengertian




2. penyebab





3. Tanda dan gejala





4. Penatalaksanaan





Penutup (5 menit)





1. mengucapakan salam
2. memperkenalkan diri
3. menjelaskan TIU dan TIK


1. menjelaskan pengertian hernia nukleus pulposus
2. Menanyakan kembali pengertian hernia nukleus pulposus
3. menjelaskan tentang penyebab hernia nukleus pulposus
4. menanyakan kelmbali penyebab hernia nukleus pulposus

1. menjelaskan tanda dan gejala hernia nukleus pulposus
2. menanyakan kembali tanda dan gejala hernia nukleus pulposus

1. menjelaskan penatalaksanaan hernia nukleus pulposus
2. menanyakan kembali penatalaksanaan hernia nukleus pulposus

1. membuka tanya jawab
2. evaluasi dengan pertanyaan
3. permohonan diri dan menyampaikan salam
penutup

1. menjawab salam
2. mendengarkan
3. mendengarkan


1.mendengarkan penjelasan
2. menjawab pertanyaan


3. mendengarkan penjelasan
4. menjawaban pertanyaan



1. mendengarkan penjelasan
2. menjawab pertanyaan



1. mendengarkan penjelasan
2. menjawab pertanyaan



1. bertanya
2. menjawab pertanyaan
3. menjawab salam

1.6    Media Penyuluhan
·               Leaflet

1.7    Metode Penyuluhan
·               ceramah
·               tanya jawab
·               diskusi

1.8    Evaluasi
1.            Apakah yang di maksud dengan hernia nukleus pulposus ?
2.            Apakah penyebab dari hernia nukleus pulposus ?
3.            Sebutkan tanda dan gejala hernia nukleus pulposus ?
4.            Apa saja penatalaksanaan dari hernia nukleus pulposus ?

1.8    Kunci Jawaban
1.      Pengertian hernia nukleus puposus
HNP kependekan dari Hernia Nucleus Pulposus, suatu gangguan akibat merembes atau melelehnya (hernia) lapisan atau bantalan permukaan ruas tulang belakang (nucleus pulposus) dari ruang antar ruas tulang (discus intervertebralis).

2.      Penyebab hernia nukleus pulposus
a.             Hernia nukleus pulposus terjadi karena proses degeneratif diskus intervertebralis
b.      keadaan akut, injuri pada ligamen, otot dan degenerasi
c.      degenerasi pada tulang belakan normal pada proses ketuaan, akselerasi trauma, penggunaan yang berlebihan
d.      nyeri punggung akibat spasme otot sehubungan dengan stres
e.      pengalaman masing masing orang tentang persepsi nyeri punggung berbeda

3.      Tanda dan gejala hernia nukleus pulposus
a.             Mati rasa, gatal dan penurunan pergerakan satu atau dua ekstremitas.
b.            Nyeri tulang belakang
c.             Kelemahan satu atau lebih  ekstremitas
d.            Kehilangan control dari anus dan atau kandung kemih sebagian atau lengkap.
Gejala Hernia Nukleus Pulposus (HNP) adalah adanya nyeri di daerah diskus yang mengalami herniasasi didikuti dengan gejala pada daerah yang diinorvasi oleh radika spinalis yang terkena oleh diskus yang mengalami herniasasi yang berupa pengobatan nyeri kedaerah tersebut, matu rasa, kelayuan, maupun tindakan-tindakan yang bersifat protektif. Hal lain yang perlu diketahui adalah nyeri pada hernia nukleus pulposus ini diperberat dengan meningkatkan tekanan cairan intraspinal (membungkuk, mengangkat, mengejan, batuk, bersin, juga ketegangan atau spasme otot), akan berkurang jika tirah baring.


4.      Penatalaksanaan hernia nukleus pulposus
Perawatan utama untuk diskus hernia adalah diawali dengan istirahat dengan obat-obatan untuk nyeri dan anti inflamasi, diikuti dengan terapi fisik. Dengan cara ini, lebih dari 95 % penderita akan sembuh dan kembali pada aktivitas normalnya. Beberapa persen dari penderita butuh untuk terus mendapat perawatan lebih lanjut yang meliputi injeksi steroid atau pembedahan.




LAMPIRAN MATERI PENYULUHAN
TENTANG HERNIA NUKLEUS PULPOSUS (HNP)

A.        Pengertian
Diskus Intervertebralis adalah lempengan kartilago yang membentuk sebuah bantalan diantara tubuh vertebra. Material yang keras dan fibrosa ini digabungkan dalam satu kapsul. Bantalan seperti bola dibagian tengah diskus disebut nukleus pulposus. HNP merupakan rupturnya nukleus pulposus. (Brunner & Suddarth, 2002)
Hernia nukleus pulposus adalah suatu penekanan pada suatu serabut saraf spinal akibat dari herniasi dan nucleus hingga annulus, salah satu bagian posterior atau lateral (Barbara C.Long, 1996).
Hernia nukleus pulposus adalah suatu nyeri yang disebabkan oleh p
roses patologik di kolumna vertebralis pada diskus intervertebralis  (diskogenik). kelemahan pada anulus bagian lateral pada diskus vertebra dan ligumen longitudinal posterior menjadi tipis, yang menyebabkan penekanan pada syaraf spinal.

B.        Penyebab
a.             Hernia nukleus pulposus terjadi karena proses degeneratif diskus intervertebralis
b.      keadaan akut, injuri pada ligamen, otot dan degenerasi
c.      degenerasi pada tulang belakan normal pada proses ketuaan, akselerasi trauma, penggunaan yang berlebihan
d.      nyeri punggung akibat spasme otot sehubungan dengan stres
e.      pengalaman masing masing orang tentang persepsi nyeri punggung berbeda

C.        Tanda Dan Gejala
a.             Mati rasa, gatal dan penurunan pergerakan satu atau dua ekstremitas.
b.            Nyeri tulang belakang
c.             Kelemahan satu atau lebih  ekstremitas
d.            Kehilangan control dari anus dan atau kandung kemih sebagian atau lengkap.
Gejala Hernia Nukleus Pulposus (HNP) adalah adanya nyeri di daerah diskus yang mengalami herniasasi didikuti dengan gejala pada daerah yang diinorvasi oleh radika spinalis yang terkena oleh diskus yang mengalami herniasasi yang berupa pengobatan nyeri ke
daerah tersebut, matu rasa, kelayuan, maupun tindakan-tindakan yang bersifat protektif. Hal lain yang perlu diketahui adalah nyeri pada hernia nukleus pulposus ini diperberat dengan meningkatkan tekanan cairan intraspinal (membungkuk, mengangkat, mengejan, batuk, bersin, juga ketegangan atau spasme otot), akan berkurang jika tirah baring.

D.        Penatalaksanaan
a.      Obat
Untuk penderita dengan diskus hernia yang akut yang disebabkan oleh trauma (seperti kecelakaan mobil atau tertimpa benda yang sangat berat) dan segera diikuti dengan nyeri hebat di punggung dan kaki, obat pengurang rasa nyeri dan NSAIDS akan dianjurkan (MIS : fentanyl)
Jika terdapat kaku pada punggung, obat anti kejang, disebut juga pelemas otot, biasanya diberikan. Kadang-kadang, steroid mungkin diberikan dalam bentuk pil atau langsung ke dalam darah lewat intravena. Pada pasien dengan nyeri hebat berikan analgesik disertai zat antispasmodik seperti diazepam. NSAID Nebumeton yang merupakan pro drugs dan efek sampingnya relatif lebih sakit, terutama efek sampingnya relatif lebih sakit, terutama efek samping terhadap saluran cerna, dengan dosis 1 gram / hari. Pemakaian jangka panjang biasanya terbatas pada NSAID’S, tapi adakalanya narkotika juga digunakan (jika nyeri tidak teratasi oleh NSAID’S). untuk orang yang tidak dapat melakukan terapi fisik karena rasa nyeri, injeksi steroid di belakang pada daerah herniasi dapat sangat membantu mengatasi rasa sakit untuk beberapa bulan. Dan di
sertai program terapi rutin. Muscle relexant diberikan parenteral dan hampir selalu secara iv.
·         D-tubokurarin klorida
·         Metokurin yodida
·         Galamin trietyodida
·         Suksinilkolin klorida
·         Dekametonium


b.      Fisioterapi
·            Tirah baring (bed rest) 3 – 6 minggu dan maksud bila anulus fibrosis masih utuh (intact), sel bisa kembali ke tempat semula.
·            Simptomatis dengan menggunakan analgetika, muscle relaxan trankuilizer.
·            Kompres panas pada daerah nyeri atau sakit untuk meringankan nyeri.
·            Bila setelah tirah baring masih nyeri, atau bila didapatkan kelainan neurologis, indikasi operasi.
·            Bila tidak ada kelainan neurologis, kerjakan fisioterapi, jangan mengangkat benda berat, tidur dengan alas keras atau landasan papan.
·            Fleksi lumbal
·            Pemakaian korset lumbal untuk mencegah gerakan lumbal yang berlebihan.
·            Jika gejala sembuh, aktifitas perlahan-lahan bertambah setelah beberapa hari atau lebih dan pasien diobati sebagai kasus ringan.
c.      Operasi
Operasi lebih mungkin berhasil bila terdapat tanda-tanda obyektif adanya gangguan neurologis. Penderita yang telah didiagnosa HNP. Maka terapi konservatiplah yang harus diselenggarakan. Bilamana kasus HNP masih baru namun nyerinya tidak tertahan atau defisit motoriknya sudah jelas dan mengganggu, maka pertimbangan untuk operasi atau tidak sebaiknya diserahkan kepada dokter ahli bedah saraf. Faktor sosio ekonomi yang ikut menentukan operasi secepatnya atau tidak ialah profesi penderita. Seorang yang tidak dapat beristirahat cukup lama karena persoalan gaji dan cuti sakit, lebih baik menjalani tindakan operatif secepat mungkin daripada terapi konservatif ynag akan memerlukan cuti berkali-kali. Bilamana penderita HNP dioperasi yang akan memerlukan harus dibuat penyelidikan mielografi. Berdasarkan mielogram itu dokter ahli bedah saraf dapat memastikan adanya HNP serta lokasi dan ekstensinya. Diskografi merupakan penyelidikan diskus yang lebih infasif yang dilakukan bilamana mielografi tidak dapat meyakinkan adanya HNP, karena diskrografi adalah pemeriksaan diskus dengan menggunakan kontras, untuk melihat seberapa besar diskus yang keluar dari kanalis vertebralis.
Diskectorny dilakukan untuk memindahkan bagian yang menonjol dengan general anesthesia. Hanya sekitar 2 – 3 hari tinggal di rumah sakit. Akan diajurkan untuk berjalan pada hari pertama setelah operasi untuk mengurangi resiko pengumpulan darah.
Untuk sembuh total memakan waktu beberapa minggu. Jika lebih dari satu diskus yang harus ditangani jika ada masalah lain selain herniasi diskus. Operasi yang lebih ekstensif mungkin diperlukan. Dan mungkin memerlukan waktu yang lebih lama untuk sembuh (recovery).
Pilihan operasi lainnya meliputi mikrodiskectomy, prosedur memindahkan fragmen of nucleated disk melalui irisan yang sangat kecil dengan menggunakan – ray dan chemonucleosis.
Chemonucleosis meliputi injeksi enzim (yang disebut chymopapain) ke dalam herniasi diskus untuk melarutkan substansi gelatin yang menonjol. Prosedur ini merupakan salah satu alternatif disectomy pada kasus-kasus tertentu.
Kapan kita boleh melakukan latihan setelah cidera diskus? Biasanya penderita boleh memulai latihan setelah 4 s/d 6 minggu setelah ia diperbolehkan bangun atau turun dari tempat tidur.
d.      Larangan
·               Peregangan yang mendadak pada punggung
·               Jangan sekali-kali mengangkat benda atau sesuatu dengan tubuh dalam keadaan fleksi atau dalam keadaan membungkuk.
·               Hindari kerja dan aktifitas fisik yang berat untuk mengurangi kambuhnya gejala setelah episode awal.
d.      Saran yang harus dikerjakan
·               Istirahat mutlak di tempat tidur, kasur harus yang padat. Diantara kasur dan tempat tidur harus dipasang papan atau “plywood” agar kasur jangan melengkung. Sikap berbaring terlentang tidak membantu lordosis lumbal yang lazim, maka bantal sebaiknya ditaruh di bawah pinggang. Orang sakit diperbolehkan untuk tidur miring dengan kedua tungkai sedikit ditekuk pada sendi lutut. Bilamana orang sakit dirawat di rumah sakit, maka sikap tubuh waktu istirahat lebih enak, oleh karena lordosis lumbal tidak mengganggu tidur terlentang jika fleksi lumbal dapat diatur oleh posisi tempat tidur rumah sakit.
·               Istirahat mutlak di tempat tidur berarti bahwa orang sakit tidak boleh bangun untuk mandi dan makan. Namun untuk keperluan buang air kecil dan besar orang sakit diperbolehkan meninggalkan tempat tidur. Oleh karena buang air besar dan kecil di pot sambil berbaring terlentang justru membebani tulang belakang lumbal lebih berat lagi.
·               Analgetika yang non adiktif perlu diberikan untuk menghilangkan nyeri.
·               Selama nyeri belum hilang fisioterapi untuk mencegah atrofi otot dan dekalsifikasi sebaiknya jangan dimulai setelah nyeri sudah hilang latihan gerakan samb
il berbaring terlentang atau miring harus diajurkan.
·               Traksi dapat dilakukan di rumah sakit dengan fasilitas yang sesuai dapat dilakukan “pelvic traction”, alat-alat untuk itu sudah automatik. Cara “pelvic traction”, sederhana kedua tungkai bebas untuk bergerak dan karena itu tidak menjemukan penderita. Maka pelvic traction dapat dilakukan dalam masa yang cukup lama bahkan terus-menerus. Latihan bisa dengan melakukan flexion excersise dan abdominal excersise.
·               Masa istirahat mutlak dapat ditentukan sesuai dengan tercapainya perbaikan. Bila iskhilagia sudah banyak hilang tanpa menggunakan analgetika, maka orang sakit diperbolehkan untuk makan dan mandi seperti biasa. Korset pinggang atau griddle support sebaiknya dipakai untuk masa peralihan ke mobilisasi penuh.
·               Penderita dapat ditolong dengan istirahat dan analegtika antirheumatika serta nasehat untuk jangan sekali-kali mengangkat benda berat, terutama dalam sikap membungkuk. Anjuran untuk segera kembali ke dokter bilamana terasa nyeri radikuler penting artinya. Dengan demikian ia datang kembali dan “sakit pinggang” yang lebih jelas mengarah ke lesi diskogenik.


DAFTAR PUSTAKA

·         Smeltzer, Suzane C.2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth edisi 8 Vol 3, Jakarta : EGC
·         Doengoes, ME.2000. Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman Untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien, Edisi 2, Jakarta : EGC
·         Priguna Sidharta.1996. Sakit Neuromuskuloskeletal dalam Praktek, Jakarta : Dian Rakyat
·         Price, A Sylvia. 2005. Patofisiologi Konsep Klinis Proses Penyakit. Jakarta : EGC


link LEAFLET silahkan download di . . . . .


Tidak ada komentar:

Posting Komentar