MAKALAH DIET
GUILLAIN BARRE
SYNDROME
Disusun Oleh :
1. Asmaul Husna (
2011.03.005 )
2. Desi Dwi Lestari ( 2011.03.0 )
3. Dwi Fitria ( 2011.03.0 )
4. Haslin ( 2011.03.028 )
5. Mar'atus Solikah ( 2011.03.0 )
6. M. Abshar Zuhair ( 2011.03.0 )
7. Nursanto Danang Pambudi ( 2011.03.0 )
8. Oldiana Kamlasi ( 2011.03.0 )
9. Galuh Santoso P ( 2010.03.0 )
STIKES
KARYA HUSADA KEDIRI
PRODI
D III KEPERAWATAN
TAHUN
AJARAN 2012 - 2013
KATA
PENGANTAR
Pertama kami mengucapkan puji syukur
kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kesehatan kepada kami sehingga
makalah yang berisi "
Makalah
Diet Guillain Barre Syndrome" dapat selesai dengan tepat waktu yang telah
ditentukan. Dalam kata pengantar ini kami selaku penulis ingin menyampaikan
ucapan terima kasih kepada Bapak Anang, S.STP yang telah membimbing kami dalam
penulisan makalah ini. Disamping sebagai penugasan dalam materi diet. Kami
sebagai penulis juga ingin menyampaikan informasi yang ada dalam penyakit “Guillain
Barre Syndrome”. Kami berharap dengan makalah ini pembaca dapat mengambil
informasi yang akan digunaka, kelak juga dapat menambah sedikit banyak
pengetahuan tentang penyakit Guillain Barre Syndrome.
Demikian kata pengantar dari kami
selaku penulis dalam makalah ini , kurang lebihnya kami ucapkan mohon maaf
sebesar besarnya. Atas perhatiannya, kami ucapkan terima kasih.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN
JUDUL ..................................................................................................................
1
KATA PENGANTAR ................................................................................................................
2
DAFTAR ISI ..............................................................................................................................
3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang ........................................................................................................
4
B. Permasalahan ..........................................................................................................
5
I. Rumusan
Masalah ...............................................................................................
5
II. Batasan
Masalah ................................................................................................
5
C. Tujuan
Pembahasan ................................................................................................
5
I. Tujuan Umum ......................................................................................................
5
II. Tujuan
Khusus ....................................................................................................
6
D. Manfaat
Pembahasan ..............................................................................................
6
BAB II PEMBAHASAN
A.
Pengertian Guillain Barre Sindrom .........................................................................
8
B.
Penyebab Guillain Barre Sindrom ...........................................................................
9
C.
Tanda Dan Gejala Guillain Barre Sindrom ............................................................
10
D.
Diagnosa Guillain Barre Sindrom ..........................................................................
10
E.
Pengobatan Guillain Barre Sindrom .......................................................................
11
F.
Diet Pada Penyakit Guillain Barre Sindrom ...........................................................
12
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
............................................................................................................
14
B. Kritik
......................................................................................................................
14
C. Saran
.......................................................................................................................
14
DAFTAR PUSTAKA
................................................................................................................
15
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Guillain Barre Syndrome (GBS) adalah suatu
sindroma klinis dari kelemahan akut ekstremitas tubuh, di sebabkan oleh
kelainan saraf tepi dan bukan oleh penyakit sistemis.
John Lettsom, 1787,
merupakn orang pertama yang mengangkat masalah neuropati perifer. ia
mendeskripsikan penyakit ini sebagai akibat dari konsumsi alkohol yang
berlebiahan. deskripsi ini tidak dapat memberikan bukti tentang adanya kelainan
patologis maupun anatomis dari penderita.
James Jackson, 1822.
kembali mendeskripsikan penyakit ini sebagai alcoholic neuropathy, namun tanpa kelainan patologis dan anatomis.
Pada tahun 1859,
Landry, mempublikasikan artikelnya yang berjudul "A note on acute ascending paralysis". Artikel ini
bercerita tentang seorang pasien yang telah mengalami paralisis akut selama
lebih dari 8 hari, sebelum akhirnya meninggal dunia. paralisis ini meliputi
kelemahan otot otot proksimal, otot pernapasan, kelemahan dan kehilangan
refleks, dan takikardi. paralisis ini di kenal dengan sebutan Landry's paralysis.
Osler, 1982, lebih
terperinci dengan apa yang di sebutkan sebagai Acute Febrile Polyneuritis.
Pada tahun 1916,
Guillain, Barre, dan Strohl mempublikasikan penelitian mereka yang berjudul "On a syndrome of radiculoneuritis with
hyperalbuminosis of cerebrospinal fluid without a cellular reaction : Remarks
on the clinical characteristics and tracings of the tendons reflexes".
ketiga orang ini menemukan kelainan patologis yaitu adanya disosiasi
albuminisitologi di dalam cairan cerebrospinal dan di sertai dengan
radikuloneuritis. Guillain tetap berpendapat bahwa apa yang mereka bertiga
temukan sebenarnya adalah Landry's
paralysis. Tahun 1927, Dragenescu dan Claudian memberi nama penyakit ini sebagai
Guillain Barre Syndrome. sebab
mengapa Strohl tidak di ikutsertakan sampai saat ini belu di ketahui.
B. Permasalahan
I. Rumusan Masalah
Dengan
memperhatikan latar belakang di atas dapat diambil rumusan masalah sebagai
berikut :
1. Apakah yang di maksud dengan guillain barre
sindrom ?
2. Apa penyebab dari guillain barre sindrome ?
3. Apa saja tanda dan gejala dari penyakit
guillain barre sindrom ?
4. Diagnosa apa yang muncul pada penyakit
guillain barre sindrom ?
5. Bagaimana pengobatan dari penyakit guillain
barre sindrom ?
6. Bagaimana diet yang di lakukan pada
penyakit guillain barre sindrom ?
II. Batasan Masalah
Berdasarkan
batasan masalah di atas, penulis membatasi masalah sebagai berikut :
1. Pengertian Guillain barre sindrom
2. Penyebab Guillain Barre Sindrom
3. Tanda dan gejala Guillain Barre Sindrom
4. Diagnosa guillain barre sindrom
5. Pengobatan guillain barre sindrome
6. Diet pada penyakit guillain barre sindrome
C. Tujuan Pembahasan
I. Tujuan Umum
Secara
umum makalah yang berjudul "Makalah Diet Guillain Barre Sindrome" ini
bertujuan untuk memberi masukan dan informasi kepada masyarakat untuk
mengetahui dan mengenal penyakit guillain barre sindrom, sehingga mampu
mewaspadai dan mampu menghindarkan diri dari penyakit guillain barre sindrom.
II. Tujuan Khusus
Secara khusus makalah
bertujuan sebagai berikut :
1. Mengetahui pengertian Guillain barre
sindrom
2. Mengetahui penyebab Guillain Barre Sindrom
3. Mangetahui tanda dan gejala Guillain Barre
Sindrom
4. Mengetahui diagnosa guillain barre sindrom
5. Mengetahui pengobatan guillain barre
sindrome
6. Mengetahui diet pada penyakit guillain
barre sindrome
D. Manfaat Pembahasan
Manfaat yang di peroleh
dari makalah ini adalah sebagai berikut :
I. Bagi Penulis
Manfaat yang di peroleh penulis melalui
makalah ini adalah :
1. Mengetahui pengertian Guillain barre
sindrom
2. Mengetahui penyebab Guillain Barre Sindrom
3. Mangetahui tanda dan gejala Guillain Barre
Sindrom
4. Mengetahui diagnosa guillain barre sindrom
5. Mengetahui pengobatan guillain barre
sindrome
6. Mengetahui diet pada penyakit guillain
barre sindrome
Serta sebagai acuan
dalam penyusunan makalah mendatang agar lebih baik dari saat ini.
II. Bagi Mahasiswa
Penulis
mengharapakan dengan makalah ini para mahasiswa dapat megetahui tentang
penyakit guillain barre sindrom, serta dapat menggunakan sebagai bahan acuan
dalam penyusunan makalah mendatang agar lebih baik dari saat ini.
III. Bagi Masyarakat
Diharapkan
para masyarakat dapat mengerti dan memahami tentang penyakit guillain barre
sindrom, sehingga diharapkan masyarakat dapat menghindari dan mencegah
datang/timbulnya penyakit guillain barre sindrom.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Sindrom Guillain–Barré (disingkat SGB) atau radang polineuropati demyelinasi akut adalah peradangan akut yang
menyebabkan kerusakan sel saraf tanpa penyebab yang jelas. Sindrom ini
ditemukan pada tahun 1916 oleh Georges Guillain, Jean-Alexandre Barré, dan
André Strohl. Mereka menemukan sindrom ini pada dua tentara yang menderita
keabnormalan peningkatan produksi protein cairan otak. ( Sindrom_Guillain–Barré_Wikipedia.htm)
GBS
(Guillain Barre syndrome) merupakan penyakit autoimun, dimana sistem imun tubuh
menyerang bagian dari sistem saraf tepi yaitu mielin (demielinasi) dan akson
(degenerasi aksonal). Akson adalah tonjolan tunggal dan panjang yang
menghantarkan informasi keluar dari badan sel. Mielin adalah selubung yang
mengelilingi akson, merupakan suatu kompleks protein-lemak berwarna
putih. GBS ditandai dengan polineuropati yang menyeluruh: paralisis
ekstremitas, badan atas dan wajah; menghilangnya refleks tendon; berkurangnya
fungsi sensoris (nyeri dan suhu) dari badan ke otak; disfungsi otonom dan
depresi pernafasan. (Guillain Barre Syndrome « Digging deeply through.htm)
Sejak berkurangnya penyakit poliomyelitis di seluruh
dunia, GBS menjadi penyakit paralisis akut yang tersering, khususnya di
negara-negara Barat dengan angka kejadian 1,3 – 1,8 kasus per 100.000 orang. Di
Amerika Serikat, angka kejadian GBS berkisar antara 0,4 – 2,0 per 100.000
orang, tapi dari penelitian pada beberapa rumah sakit memperkirakan
frekuensinya sebanyak 15%. Tidak ditemukan adanya hubungan musim dengan
kejadian GBS di Amerika Serikat.
Respon imun pada GBS dipercaya langsung menyerang
komponen glikolipid dari aksolema dan selubung mielin. Antibodi pada saraf
perifer akan mengaktivasi sistem komplemen dan makrofag, sehingga akan
muncul sitotoksisitas seluler yang tergantung pada antibodi, terhadap
komponen mielin dan aksolemma.
Kerusakan selubung mielin akan menyebabkan demielinasi
segmental, yang menyebabkan menurunnya kecepatan hantar saraf dan conduction
block. GBS tipe aksonal disebut juga sebagai AMAN, terutama ditandai oleh
kerusakan aksonal yang nyata.
Di era kedokteran modern pertama, ada penyakit yang
mirip dengan GBS yang ditemukan oleh Landry pada tahun 1859. Kemudian, Osler
pada tahun 1892 mengembangkan secara lebih detail jumlah penyakit yang
disebutnya sebagai acute febrile polyneuritis. Pada tahun 1916,
Guillan, Barre, and Strohl lebih banyak menggambarkan gejala klinisnya dan
pertama kali dikemukakan mengenai gambaran tentang keadaan cairan
serebrospinal, disosiasi sitologi albumin (dalam cairan serebrospinal yang
normal terdapat elevasi protein).
Saat ini, epidemi penyakit yang menyerupai GBS ditemukan
setiap tahun di beberapa daerah di Cina Utara, terutama terjadi pada musim
panas. Epidemi ini berhubungan dengan infeksi Campylobacter jejuni,
dan banyak ditemukan antibodi antiglikolipid pada pasien. Karena penyakit ini
banyak menyebabkan degenerasi akson motorik perifer tanpa banyaknya inflamasi,
sindrom ini disebut Acute Motor Axonal Neuropathy (AMAN). AMAN
terdapat pada <10% dari pasien dengan GBS di negara Barat dan >40% di
negara Cina dan Jepang. Saat ini riset sedang mengkonsentrasikan
pada antibodi anti-gangliosid yang terdapat pada strain Campylobacter
jejuni. Antibodi ini menyerang gangliosid normal yang berada pada jaringan
saraf perifer.
B. ETIOLOGI
Penyakit ini timbul dari pembengkakan syaraf
peripheral, sehingga mengakibatkan tidak adanya pesan dari otak untuk melakukan
gerakan yang dapat diterima oleh otot yang terserang
Karena banyak syaraf yang terserang termasuk syaraf immune sistem maka sistem kekebalan tubuh kita pun akan kacau. Dengan tidak diperintahkan dia akan mengeluarkan cairan sistem kekebalan tubuh ditempat-tempat yang tidak diinginkan.Dengan pengobatan maka sistem kekebalan tubuh akan berhenti menyerang syaraf dan bekerja sebagaimana mestinya.
Karena banyak syaraf yang terserang termasuk syaraf immune sistem maka sistem kekebalan tubuh kita pun akan kacau. Dengan tidak diperintahkan dia akan mengeluarkan cairan sistem kekebalan tubuh ditempat-tempat yang tidak diinginkan.Dengan pengobatan maka sistem kekebalan tubuh akan berhenti menyerang syaraf dan bekerja sebagaimana mestinya.
C. MANIFESTASI KLINIS
Gejala awal antara lain adalah: rasa
seperti ditusuk-tusuk jarum diujung jari kaki atau tangan atau mati rasa di
bagian tubuh tersebut. Kaki terasa berat dan kaku atau mengeras, lengan terasa
lemah dan telapak tangan tidak bisa menggenggam erat atau memutar sesuatu
dengan baik (buka kunci, buka kaleng dll)
Gejala-gejala awal ini bisa hilang dalam tempo waktu beberapa minggu, penderita biasanya tidak merasa perlu perawatan atau susah menjelaskannya pada tim dokter untuk meminta perawatan lebih lanjut karena gejala-gejala akan hilang pada saat diperiksa. Gejala tahap berikutnya disaat mulai muncul kesulitan berarti, misalnya: kaki susah melangkah, lengan menjadi sakit lemah, dan kemudian dokter menemukan syaraf refleks lengan telah hilang fungsi.
D. DIAGNOSA
Diagnosis
SGB dapat dilakukan dengan menganalisa cairan otak dan electrodiagnostic.
Indikasi terjadinya infeksi adalah kenaikan sel adarh putih pada
cairan otak. Sedangkan bila menggunakan electrodiagnostic, dapat melalui
pemeriksaan konduksi sel saraf.
Diagnosa GBS didapat dari riwayat
dan hasil test kesehatan baik secara fisik maupun test laboratorium. Dari
riwayat penyakit, obat2an yang biasa diminum, pecandu alcohol, infeksi2 yang
pernah diderita, gigitan kutu maka Dokter akan menyimpulkan apakah pasien masuk
dalam daftar pasien GBS. Tidak lupa juga riwayat penyakit yang pernah diderita
pasien maupun keluarga pasien misalnya diabetes mellitus, diet yang dilakukan,
semuanya akan diteliti dengan seksama hingga dokter bisa membuat vonis apakah
anda terkena GBS atau penyakit lainnya.
Pasien yang diduga mengidap GBS di haruskan melakukan test:
1. Darah lengkap
2. Lumbar Puncture
3. EMG (electromvogram)
Sesuai urutannya, test pertama akan dilakukan kemudian test ke dua apabila test pertama tidak terdeteksi adanya GBS, dan selanjutnya.
Pasien yang diduga mengidap GBS di haruskan melakukan test:
1. Darah lengkap
2. Lumbar Puncture
3. EMG (electromvogram)
Sesuai urutannya, test pertama akan dilakukan kemudian test ke dua apabila test pertama tidak terdeteksi adanya GBS, dan selanjutnya.
E. PENGOBATAN
·
Pertukaran plasma, serupa dengan cuci darah,
yaitu penggantian plasma darah menggunakan alat plasmaferesis. Ini
dapat membantu pasien untuk bertahan dari sindrom Guillain–Barré atau mencapai
kondisi yang lebih baik.
·
Pemberikan imunoglobulin
intravena (IVIg diberikan melalui darah) dosis tinggi selama lima hari untuk
peningkatan kekebalan tubuh.
·
Pemberian kortikosteroid dosis tinggi
sebagai antiradang. Pada beberapa kasus, pemberian kortikosteroid dapat membantu
proses penyembuhan.
Pasien
yang berhasil sembuh dari SGB tetap menyisakan kelemahan fungsi tubuh karena
sel saraf merupakan jaringan yang tidak bisa kembali dengan sendirinya ketika
mengalami kerusakan. Untuk dapat menggerakkan anggota tubuhnya kembali, seperti
berjalan, makan, berbicara, atau menulis, pasien harus melakukan terapi dan
latihan secara teratur. Dalam jangka waktu satu tahun atau lebih, 85% penderita
SGB dapat kembali normal.
F. DIIT
"Guillain Barre syndrome"
Asupan Makanan yang baik
·
Makanan
yang mengandung karbohidrat seperti beras, beras merah, ubi,
kentang, havermut, roti. Mengandung Asam lemak esensial (essential fatty
acid/EFAs). Nutrisi ini berguna untuk membangun sel, mengatur sistem saraf,
memperkuat sistem kardiovaskular, meningkatkan sistem kekebalan tubuh,
diperlukan untuk fungsi otak serta mata dan membantu tubuh menyerap
energy.
·
Mengandung Magnesium
untuk menjaga tulang tetap kuat, irama jantung stabil, otot dan fungsi saraf
serta mendukung sistem kekebalan tubuh.
·
Mengandung
kalium untuk membangun tulang
dan gigi yang kuat, mempromosikan saraf dan fungsi otot yang sehat.
·
Mengandung Kalium (potasium)
untuk mengontrol keseimbangan cairan di tubuh, menjaga tekanan darah, fungsi
otot dan mengurangi risiko batu ginjal serta osteoporosis.
·
Mengandung Zat besi
untuk membuat hemoglobin (pigmen merah dalam darah pembawa oksigen) dan
mioglobin (pigmen penyimpan oksigen dalam otot).
·
Mengandung Vitamin A
untuk penglihatan dan pertumbuhan tulang, melindungi tubuh dari infeksi
meningkatkan pertumbuhan sel dan jaringan.
·
Mengandung Vitamin C
untuk membantu memperbaiki dan membentuk sel-sel darah merah, tulang dan
jaringan, menjaga gusi anak dan memperkuat pembuluh darah, serta membantu tubuh
menyerap zat besi.
·
Mengandung Vitamin D
untuk membantu tubuh menyerap mineral seperti kalsium dan membangun gigi serta
tulang yang kuat, berperan dalam pengaturan sel dan produksi insulin.
·
Mengandung Vitamin E
untuk membatasi produksi radikal bebas yang bisa merusak sel, memperbaiki DNA
dan proses metabolisme lainnya.
Makanan yang kurang
baik dan perlu dihindari
·
Makanan yang dapat menimbulkan alergi
seperti telur, tomat, ikan jenis tertentu seperti tongkol dan salmon, kacang
(termasuk selai mentega kacang), bumbu-bumbu yang menyengat (lada, kunyit,
jahe, dan sebagainya), strawberry, coklat dan kerang.
·
Makanan yang mengandung garam dan gula
terlalu tinggi.
·
Makanan yang banyak mengandung pengawet.
·
Makanan yang sulit dicerna seperti
ketimun dan kol
·
Makanan yang membuat bayi sering
bersendawa seperti lobak dan kangkung
Bahan makanan tersebut adalah dari golongan buah dan
sayur. Berikut ini adalah beberapa bahan makanan yang dapat meningkatkan sistem
imun tubuh:
Bahan makanan
|
Kandungan
|
Golongan
sayuran
|
|
Tomat
|
Beta karoten,
vitamin C, serta lycopene. Mengandung zat antkarsinogenik serta
antioksidan.
|
Wortel
|
Betakaroten,
vitamin A, C, B1, B6 dan asam folat serta mineral potassium dan magnesium.
Wortel pun mengandung serat.
|
Brokoli
|
Kalsium pada
brokoli sangat tinggi Vitamin A, C, Asam Pantotenat dan Asam Folat, Zat besi,
Zink, Magnesium, Pospor dan Potassium, flavonid.
|
Bayam
|
Vitamin C,
betakaroten dan lutein. Paling kaya akan zat besi asam folat, kalium,
kalsium, cholorofile, luthein.
|
Bokcoy (sawi
Cina)
|
Beta karoten,
asam folat, vitamin C, kalium, chlorophyll, isothiocynates.
|
Golongan
buah–buahan
|
|
Pisang
|
Karbohidrat,
magnesium, kalium. Fosfor, magnesium dan besi. Pro vitamnin A, vitamin B dan
vitamin C.
|
Pepaya
|
Betakaroten,
vitamin C, crypthosanthin, dan caretinoid.
|
Jeruk
|
Vitamin C,
beta karoten, asam folat, vitamin C serta serat, beta chryptoxantine,
hesperidins, limonene, zeaxantine.
|
Mangga
|
Betakaroten,
vitamin C, serat crypthoxantyne karotenoid
|
Jambu biji
|
Kandungan
vitamin C tertinggi terdapat pada jambu biji kalium, lycopene.
|
Apel
|
Pro vitamin A,
vitamin C dan vitamin B, mkalsium , fosfor, magnesium, kalium, zat besi dan
seng serta tannin.
|
Semangka
|
Kalsium,
fosfor, pro vitamin A dan vitamin B.
|
Strawberry
|
Kalsium,
fosfor, kalium, magnesium, seng, pro vitamin A, vitamin C dan vitamin B.
|
Belimbing
|
Kalsium,
fosfor, kalium dan zat besi, vitamin C, provitamin A dan vitamin B.
|
Melon
|
Kalsium,
fosfor, kalium, provitamin A, vitamin C.
|
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bahwa
GBS adalah penyakit yang langka dan dapat disembuhkan akan tetapi nyeri ringan
masih timbul dan derajat penyembuhan tergantung dari derjat kerusakan saraf
yang terjadi pada fase infeksi.
B.
Kritik
Makalah ini masih belum cukup sempurna dan masih ada
banyak kesalahan sehingga kami mohon kritik dan saran yang membangun guna untuk
menyempurnakan makalah kami yang selanjutnya.
C.
Saran
Berusaha dan selalu bekerja sama akan membawa kita menuju
keberhasilan dalam menyelesaikan masalah dan mengerjakan tugas. Serta
melakukan tugas dengan penuh tanggung jawab akan membuat kita semakin menjadi
dewasa dan mandiri
DAFTAR PUSTAKA
·
http//www.Perawatpsikiatri.blogspot.com
·
http://Neurology . Thelancat.com
butuh power point...???
klik > > > > http://www.4shared.com/file/WOgHl3l7/GUILLAIN___BARRE_SYNDROME.html